BENTENG PORTUGIS ( 1512 ) AMURANG
|
Benteng Portugis (1512) Amurang ( Foto 2013 )
|
Objek
wisata sejarah ini berada di pusat kota Amurang atau di Kelurahan Uwuran Satu,
Kecamatan Amurang. Objek wisata ini bisa dicapai dengan waktu
tempuh sekitar 1 jam dari Kota Manado ibukota Propinsi Sulawesi Utara, atau 1.5jam dari Sam Ratulangi International Airport Manado dengan
angkutan darat. Berada di kompleks pasar Amurang sangat memudahkan para
wisataman untuk menemukan objek wisata sejarah ini.
|
Benteng Portugis (1512) Amurang - Dipotret 2014 Oleh Krestian Gigir
|
Ketika
tiba di depan Benteng Portugis terliat tulisan “Benteng Amurang” dengan logo
Kabupaten Minahasa Selatan dan logo Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Di bagian
depan kiri Benteng terpampang tulisan “Cagar Budaya Benteng Portugis ( Amurang
), dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayan, Balai Pelestarian Cagar Budaya
Gorontalo, dengan wilayah kerja Sulawesi Utara, Sulawesi Tenga dan Gorontalo.
Selain itu terpampang juga Benteng Portugis ini dilindungi Undang-Undang No.11
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
|
Benteng Portugis Amurang - Difoto Dari Atas tahun 2011
|
Benteng Portugis jika dilihat dari atas menyerupai huruf 'D" dan berdiri di atas lahan berukuran 25m x 50m dengan tinggi Benteng sekitar 4m. Dahulunya area benteng ini sangat luas, namun akibat peperangan, pembuatan jalan dalam kota, pembangunan, dan populasi penduduk menjadikan areal benteng menjadi kecil sehingga menjadi seperti skarang ini. Di samping kiri belakang Benteng Portugis, ada tangga naik ke atas Benteng Portugis. Tangga naik ini sangat menanjak tiap anakan tangganya, disebabkan karena diseusaikan dengan tinggi badan orang-orang Eropa yang mendiami benteng ini pada waktu itu. Dahulunya cakupan benteng ini meliputi SD Amurang yang berada di depan Benteng, Gereja GMIM Syalom Sentrum Amurang, Kantor PT.Telkom Amurang. Bagian adalam (atas) benteng tertimbun abu akibat letusan Gunung Soputan di masa lampau.
|
Benteng Portugis (1512) Amurang - Foto Diambil 2014
|
Sejarah objek wisata ini dimulai ketika Bangsa Portugis pertama mendarat dan membangun Benteng ini di
mulut Teluk Amurang tahun 1512 atau pada awal abad
ke-16, dibawah kepemimpinan armada Anthony d’Abreu. Kemudian
menyusul bangsa Spanyol mendarat di perairan Mobongo / Kawangkoan Bawah,
Kecamatan Amurang Barat, serta membangun benteng yang dinamai 'New Spain'.
Namun benteng ini hancur akibat peperangan. Sisa-sisa Benteng Spanyol ini berada di
pesisir pantai kompleks Gereja GMIM Kawangkoan Bawah. Benteng Portugis ini sebagai benteng pertahanan dan perlindungan dari perompak pada waktu itu.
|
Amurang Tempoe Doloe, Tampak Benteng Portugis Di Bibir Pantai
|
Bahan
dasar pembuatan Benteng Portugis dan Benteng Spanyol ini berasal dari batu karang yang di ambil dari pesisir Pantai Amurang
yang dicampur dengan putih telur Burung Maleo yang dulunya masih banyak terdapat di wilayah Amurang dan sekitarnya. Karena
adanya proyek pembuatan Benteng Portugis, maka telur Burung Maleo diperlukan dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga Burung Maleo di wilayah Amurang dan sekitarnya mengalami kepunahan.
|
Benteng Portugis di Amurang pada masa kolonial Belanda (VOC)
|
Benteng
Portugis dahulunya memiliki beberapa meriam dan salah satu sisa meriamnya berada di Lapangan Kompi Cobra
C712 di Kelurahan Pondang. Sementara meriam lainnya berada di Kodim 131 Santiago Manado, dan sisanya berada
di Tondano.
Terpencarnya meriam-meriam ini disebabkan belum adanya Undang-Undang yang
mengatur tentang perlindungan dan pelestarian benda-benda bersejarah atau cagar
budaya, sehingga para pejabat yang berkuasa pada waktu itu bisa dengan mudah memindahkan
barang tersebut.
|
Tim Balai Arkeologi Manado ( Wil. Kerja Suluttenggo ) sedang melakukan penelitian meriam kuno dari Benteng Portugis Lapangan Kompi Senapan C - Kelurahan Pondang Kec.Amurang Timur - Maret 2014
|
|
Benteng Portugis memiliki pintu masuk
namun sudah ditutup puluhan tahun yang lalu. Menurut penuturan juru pelihara Benteng Portugis Bpk. Bernard Rumondor, lilin,obor, lampu petromax, bahkan lampu senter selalu akan mati jika dibawah masuk ke dalam Benteng semasa pintunya dibuka. Dahulunya di salah satu dinding Benteng Portugis terpampang peta Kota
Amurang dan Minahasa, namun karena faktor alam peta ini mulai rusak dan tak terlihat
lagi.
|
Bekas pintu masuk Benteng Portugis di Amurang, tetapi sudah ditutup puluhan tahun yang lalu dan tangga naik ke bagian atas Benteng Portugis
|
Banyak masyarakat sekitar benteng
masih meyakini jika harta benda Bangsa
Portugis, Spanyol dan Belanda masih tersimpan di dalam benteng ini. Ini
dibuktikan dengan ditemukan barang-barang kuno seperti uang logam kuno
dan benda-benda antik Belanda saat penduduk sekitar benteng menggali
lubang samapah, sumur, dll. Sebagian barang-barang peninggalan ini
disimpan dan dirawat oleh sejarawan Minahasa
Selatan Bpk. Cornelles Elias. Menurut Bpk. Cornelles Elias ada kuburan
orang Portugis yang berada di sekitaran Benteng ini berlokasi tepat di
Letter A ( Kelurahan Uwuran Satu) tepatnya di belakang Ex. Protestansch
Ziekenhuis Amoerang (Rumah Sakit Kalooran Amurang/Rumah Sakit tua,
depan Bank Sulut Amurang ). Tapi sayang kuburan tersebut sudah tidak
bisa dilihat lagi karena pembangunan pemukiman penduduk.
|
Barang-barang antik yang ditemukan di sekitar Benteng Portugis di Amurang
|
|
Tim Balai Arkeologi Manado ( Wil. Kerja Suluttenggo) sedang melakan penelitian pada barang-barang antik yang ditemukan di sekitar Benteng Portugis di Amurang
| |
|
Ex. Protestansch
Ziekenhuis Amoerang dahulunya Rumah sakit tua ( Depan Bank Sulut Amurang)
|
Benteng Portugis
memiliki lorong bawah tanah yang menghubungkan Benteng Portugis dengan kapel
kuno Portugis yang saat ini berada di kedalaman 1.5m terpendam di bawah lantai GMIM
Syaloom Sentrum Amurang. Hal ini terbukti pada waktu Gereja GMIM Syaloom Sentrum Amurang
melakukan renovasi, dan menemukan struktur bangunan yang bahan dasarnya mirip
dengan bahan dasar Benteng Potugis. Selain itu, ada
beberapa lorong bawah tanah lainnya yang
berakhir di dekat Sungai Ranowangko,dan ke Pantai Amurang, tetapi sayangnya pintu keluarnya sudah tertutup.
|
Gereja GMIM Syalom Sentrum - Amurang ( Foto.Krestian Gigir - 2011 )
|
Setelah Spanyol menduduki Benteng Portugis pada tahun 1560-1660 karena Portugis kalah perang dengan Spanyol
sehinga Amurang sebagai daerah kekuasaan Portugis diserahkan kepada Spanyol, dinding-dinding
beton Benteng Portugis termasuk Benteng Spanyol dibongkar pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Daendels (1807 - 1815). Dinding-dinding
kedua Benteng ini
dimanfaatkan untuk pembangunan jalan di Amurang, dan pembongkaran paling akhir
terjadi pada masa pemerintahan Jepang.
Pada
sekitar abad ke-17 Benteng ini diduduki oleh Belanda atau VOC / Vereenigde Oostindische Compagnie (Kongsi
Perdagangan Hindia Timur). Pada waktu pendudukan Belanda di Stad Amurang (Kota Amurang), penduduk
Belanda, Borgo diperintah langsung oleh seorang
Opziener Van Den
Broek di tahun 1817, Kontrolir Amurang yang berperan rangkap
sebagai Komandan Schutterij Detasemen Amurang.
Pada masa kolonial Belanda penataan pemerintahan untuk Stad Amurang ini adalah para kaum Borgo dipimpin kepalanya yang disebut Wijckmeester, sementara orang Tionghoa dikepalai oleh seorang Letnan Cina. Orang Borgo yang memiliki hak-hak istimewa melebihi kaum pribumi sampai kemudian disamakan sebagai orang Minahasa di tahun 1911 bermukim di kompleks dinamai Leter yang kelak memekar menjadi Leter A (kini masuk Kelurahan Uwuran I dan Uwuran II), serta Leter B (kini Kelurahan Ranoiapo). Sedangkan perkampungan Cina (Chinatown), sekarang masuk wilayah Kelurahan Buyungon, semuanya kawasan Kecamatan Amurang. Benteng Portugis ini perna menjadi tempat kediaman
sementara oleh Pendeta-Pendeta Belanda (Nederlandsch
Zendeling Genootschap) yang menyebarkan agama Kristen di Minahasa bagian selatan. ( Krestian Gigir, Amd. Par )
|
Dosen Pariwisata Canada Mr.Anders Arsend mengunjungi Benteng Portugis (2009) di Amurang
|
|
Duta Wisata Minsel Toar / Lumimuut Minsel 2012 Mengunjungi Benteng Portugis
|
|
Pengunjung mendapatkan penjelasan dari Jupel Benteng Portugis di Amurang
|
|
Duta Wisata Minsel ( Toar Lumimuut Minsel 2012) - berpose di atas Benteng Portugis Amurang
|
|
Sejarahwan Minahasa Selatan - Bpk. Cornelles Elias
|
|
Benteng Portugis - Amurang ( 2011 )
|
|
Bpk. Bernard Rumondor - Juru Pelihara (Jupel) Benteng Portugis Amurang
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar